"Komunikasi dengan Tuhan: Pesan Singkat yang Menggetarkan Jiwa
dari Prodiakon Ignasius Rinso Tigor,S.S"
Ketapang, 10 Juli 2025.Pada Rabu malam, 9 Juli 2025, pukul 20.20 WIB, suasana sunyi malam diwarnai oleh sebuah pesan rohani sederhana yang hadir menyapa jiwa umat Katolik di Keuskupan Ketapang. Melalui status WhatsApp pribadinya, Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., seorang Prodiakon di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, membagikan sebuah renungan singkat namun sarat makna yang berbunyi:
“Seburuk Apapun Hidupmu, Ingat Obat dari Segala Kesakitan adalah Berkomunikasi Dengan TUHAN.Amin.” Status WhatsApp Bapak.Ignasius Rinso Tigor, S.S
Pesan ini tampak sederhana. Namun, bagi umat Katolik yang membaca dan merenungkannya dengan iman, kata-kata ini bagaikan setetes embun penyejuk jiwa di tengah kegersangan kehidupan. Dalam terang ajaran Gereja Katolik, komunikasi dengan Tuhan adalah panggilan utama hidup manusia, yang terwujud melalui doa-doa pribadi, doa bersama, Ekaristi, Sakramen Tobat, dan seluruh laku rohani harian.
Renungan ini mengingatkan kita bahwa sesulit apa pun situasi yang sedang dihadapi entah itu tekanan pekerjaan, masalah rumah tangga, pergumulan batin, atau bahkan kelelahan iman manusia diajak untuk tidak melupakan Sang Sumber Kekuatan. Sebab komunikasi dengan Tuhan bukanlah sekadar melaporkan apa yang terjadi dalam hidup, melainkan sebuah relasi cinta, sebuah perjumpaan hati ke hati yang menguatkan, menuntun, serta menyembuhkan luka-luka terdalam yang tak bisa diobati dunia.
Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., yang dikenal umat sebagai pribadi bersahaja, rendah hati, dan tekun melayani, kerap membagikan renungan singkat melalui status WhatsApp-nya. Namun, setiap kata yang dipilih mengalir dari permenungannya sendiri akan Sabda Tuhan dan pengalaman hidup sehari-hari. Pada pesan kali ini, beliau menegaskan kembali inti spiritualitas Kristiani: bahwa Tuhan adalah Sang Penyembuh Sejati, yang menyentuh bukan hanya tubuh, tetapi jiwa dan roh manusia.
Bagi umat Katolik, renungan ini menegaskan panggilan untuk senantiasa membangun relasi akrab dengan Allah. Santo Paulus dalam Surat kepada Jemaat di Tesalonika juga menasihati, “Berdoalah tanpa henti” (1 Tesalonika 5:17). Artinya, doa dan komunikasi dengan Tuhan bukan hanya dilakukan pada waktu tertentu, melainkan menjadi nafas hidup orang beriman.
Melalui renungan singkat ini, Prodiakon Ignasius Rinso Tigor mengajak setiap umat untuk menyadari bahwa penghiburan sejati tidak lahir dari kenyamanan materi, jabatan, atau pujian manusia, melainkan dari kehadiran Tuhan sendiri dalam hidup kita. Saat kita memilih untuk menutup mata dan berdoa, sejenak menenangkan pikiran dalam keheningan, kita memberi ruang bagi Roh Kudus untuk berkarya dan memulihkan luka batin kita.
Di akhir statusnya, beliau menutup dengan kata “Amin,” sebagai penegasan iman. Kata “Amin” bukan sekadar penutup doa, melainkan pernyataan iman akan kebenaran doa itu sendiri. Dengan mengucapkan “Amin,” kita menegaskan bahwa kita percaya Tuhan mendengar, menjawab, dan menyertai setiap langkah hidup kita.
Pesan untuk Pembaca Katolik Hari Ini
1. Di tengah kesibukan hidup dan berbagai persoalan yang menekan, jangan biarkan dirimu berjalan sendirian.
Hidup di zaman ini sering menuntut kita untuk terus bergerak cepat, menyelesaikan berbagai tanggung jawab, mengejar target, dan menghadapi persoalan yang datang silih berganti. Dalam situasi demikian, tanpa disadari kita merasa berjalan sendiri, menanggung beban sendirian, dan akhirnya kelelahan jiwa. Pesan ini mengingatkan bahwa kita tidak pernah benar-benar sendiri. Tuhan selalu hadir, menunggu kita datang kepada-Nya. Ketika kita menyadari bahwa ada Allah yang berjalan bersama, hati kita menjadi lebih damai. Kita diingatkan untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap langkah hidup, sekecil apa pun itu, agar kita tidak jatuh dalam keputusasaan.
2. Komunikasikan segalanya kepada Tuhan dalam doa dan keheningan hati.
Komunikasi dengan Tuhan dapat berupa doa terucap atau diam dalam keheningan. Dalam doa, kita mencurahkan seluruh isi hati: syukur, kegembiraan, kekhawatiran, ketakutan, dan harapan. Namun, selain berbicara, kita pun perlu mendengarkan Tuhan dalam keheningan batin. Ketika hati kita sunyi, kita dapat menangkap suara-Nya yang lembut, menuntun dan meneguhkan. Tidak ada hal yang terlalu remeh untuk disampaikan kepada Tuhan, sebab Dia Bapa yang penuh kasih, yang ingin terlibat dalam setiap detail kehidupan anak-anak-Nya.
3. Karena doa bukan sekadar meminta, melainkan mengalami kehadiran Tuhan yang menenangkan, meneguhkan, dan menyembuhkan.
Banyak orang menganggap doa hanya sebagai sarana memohon sesuatu kepada Tuhan. Padahal doa adalah perjumpaan kasih, di mana kita merasakan kehadiran Tuhan secara nyata dalam hidup. Saat berdoa, kita tidak hanya mengungkapkan kebutuhan, tetapi juga membuka diri agar Tuhan bekerja dalam diri kita. Dalam keheningan doa, kita ditenangkan ketika gelisah, diteguhkan ketika lemah, dan disembuhkan ketika terluka. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita memintanya. Namun, melalui doa, kita belajar untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, percaya bahwa kasih-Nya akan memulihkan hidup kita.
Peneguhan bagi hari ini:
💭 Luangkan waktu sejenak di tengah rutinitasmu.
💭 Heninglah.
💭 Datanglah kepada Tuhan dalam doa.
💭 Rasakan hadirat-Nya yang menguatkanmu hari ini.
“Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)
Semoga pesan ini meneguhkan langkahmu hari ini, menumbuhkan kedekatanmu dengan Tuhan, dan menghadirkan damai sejahtera dalam setiap pergumulan hidupmu. Tuhan memberkati.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 10 Juli 2025
0 comments:
Posting Komentar