“Iman yang Belum Utuh: Pesan Pagi Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., Menggugah Umat untuk Menyelami Kitab Suci”
Ketapang, 10 Juli 2025.Pagi Kamis yang tenang menjadi semakin bermakna bagi umat Katolik di Keuskupan Ketapang. Tepat pukul 14.47 WIB, sebuah pesan rohani sederhana hadir menyapa jiwa umat melalui status WhatsApp Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., seorang prodiakon di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang. Meski singkat dalam tulisan, pesan tersebut menyalakan refleksi panjang dalam hati setiap pembacanya.
Isi statusnya berbunyi:
“Jika engkau menyatakan beriman, tetapi masih enggan menyusuri jalan mengenal Yesus di dalam Kitab Suci, sesungguhnya engkau baru mau percaya.”
Pesan ini menyingkap satu realitas rohani yang sering luput disadari umat Katolik. Banyak orang mengaku beriman dan mengandalkan doa, namun kurang meluangkan waktu untuk membaca Kitab Suci dan mendalami Sabda Allah secara pribadi. Padahal, Kitab Suci adalah sumber utama iman Katolik, tempat Allah menyatakan diri-Nya secara nyata melalui sejarah keselamatan umat manusia dan melalui pribadi Yesus Kristus.
Dalam tradisi Gereja Katolik, Kitab Suci bukan hanya buku sejarah atau kumpulan nasihat moral. Kitab Suci adalah Firman Allah yang hidup, yang ketika dibaca dan direnungkan dengan iman, menguatkan, menegur, membimbing, dan menuntun umat untuk semakin serupa dengan Kristus. Pesan Bapak Ignasius Rinso Tigor menegaskan bahwa iman tanpa kedalaman Kitab Suci hanyalah permukaan belaka. Seseorang baru sekadar mau percaya, belum sungguh menancapkan akar imannya pada Sabda yang kekal.
Bagi pembaca Katolik, pesan ini menjadi ajakan lembut namun tegas untuk kembali memeriksa kehidupan rohani masing-masing. Apakah selama ini iman hanya diucapkan dalam doa, dalam litani panjang, dalam menghadiri ibadat dan perayaan, namun Kitab Suci belum disentuh, belum dibuka, belum dihidupi setiap hari?
Sebagai Prodiakon, Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S. tentu tidak sekadar menulis tanpa doa dan refleksi. Beliau menulis berdasarkan pengalamannya mendampingi umat, memahami kegelisahan iman mereka, serta kerinduannya agar semakin banyak orang Katolik memiliki relasi pribadi dengan Yesus melalui Sabda-Nya.
Kitab Suci adalah Yesus sendiri yang hadir dalam wujud sabda tertulis. Melalui Kitab Suci, Allah berbicara secara langsung kepada manusia, memberi arah dan jawaban atas segala kegundahan jiwa. Ketika umat mengabaikan Kitab Suci, sesungguhnya mereka menutup pintu untuk mendengarkan suara Tuhan secara utuh. Iman hanya berhenti pada keyakinan tanpa pengetahuan dan pengenalan yang mendalam.
Pesan ini juga sejalan dengan semangat Gereja Katolik dewasa ini yang terus mendorong umat untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci setiap hari. Santo Hieronimus pernah berkata, “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.” Dalam pesan pagi ini, Bapak Ignasius Rinso Tigor menghidupkan kembali semangat tersebut bagi umat di Ketapang dan siapa saja yang membacanya di media sosial.
Pada akhirnya, renungan singkat ini adalah panggilan untuk bertumbuh menjadi murid Kristus sejati, bukan hanya pengagum Kristus. Murid sejati akan terus belajar, mendengar, dan menimba hikmat dari Sang Guru melalui Kitab Suci. Percaya saja tidak cukup; pengenalan akan Tuhan melalui Sabda-Nya adalah wujud nyata dari iman yang dewasa.
Di tengah kesibukan hari Kamis ini, mari kita luangkan waktu barang sejenak membuka Kitab Suci, membaca satu ayat, merenungkannya, dan mengizinkan Sabda Allah itu menuntun langkah kita. Karena seperti pesan Bapak Ignasius Rinso Tigor, iman kita hanya akan menjadi iman yang utuh apabila Kitab Suci menjadi sahabat harian dalam perjalanan rohani kita.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 10 Juli 2025
0 comments:
Posting Komentar