Pertemuan Ketiga Katekumen Krisma: Menyelami Sakramen Pengurapan dan Sapta Karunia Roh Kudus di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Ketapang, 13 Juli 2025 .Komunitas umat Katolik Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang, melanjutkan perjalanan pembelajaran iman bagi para calon penerima Krisma dengan melaksanakan Pertemuan Ketiga Katekumen Krisma yang difokuskan pada tema “Krisma sebagai Sakramen Pengurapan”. Materi ini dibawakan secara mendalam oleh Ketua Bidang Pewartaan Paroki, Bapak Hendrikus Hendri, S.S., yang menekankan pentingnya pengenalan dan keterbukaan hati atas sapta karunia Roh Kudus.
Kegiatan pembelajaran dibuka dengan penuh khidmat melalui lagu “Datanglah Roh Maha Kudus” yang dinyanyikan bersama, menyiapkan batin para calon Krisma agar terbuka menerima bimbingan Roh Kudus. Setelah itu, doa pembuka dipanjatkan dengan penuh kekhusyukan, memohon terang dan penyertaan Tuhan untuk seluruh proses pertemuan iman tersebut.
Dalam sesi Bacaan Kitab Suci, peserta diajak merenungkan Kisah Para Rasul 2:1-13 tentang peristiwa Pentakosta, ketika Roh Kudus turun atas para rasul dalam rupa angin keras dan lidah-lidah api. Dalam penjelasannya, Bapak Hendrikus Hendri menguraikan makna simbolis dari angin dan api sebagai wujud kehadiran Roh Kudus yang menggerakkan, menguatkan, serta menyalakan kobaran cinta kasih ilahi dalam hati para rasul. “Para rasul yang awalnya penuh ketakutan berubah menjadi pemberani, percaya diri, dan penuh semangat mewartakan karya-karya besar Allah kepada segala bangsa,” ungkapnya.
Materi dilanjutkan dengan pengajaran tentang praktek penumpangan tangan, sebagaimana dalam Kisah Para Rasul 8:14-19 dan 19:1-6, yang menegaskan bahwa Roh Kudus dianugerahkan melalui tindakan liturgis penumpangan tangan setelah baptisan. Dalam liturgi Gereja dewasa ini, sebelum penumpangan tangan, Bapak Uskup akan merentangkan tangan dan berdoa memohon pencurahan Roh Kudus atas para calon Krisma.
Secara mendalam, Bapak Hendrikus Hendri menjelaskan Sapta Karunia Roh Kudus yang bersumber dari nubuat Yesaya 11:2 dan dilengkapi dengan karunia Roh Kesalehan. Tujuh karunia Roh Kudus itu meliputi:
-
Roh Kebijaksanaan, yang membantu umat memahami perkara ilahi dan menilai segala sesuatu dalam terang Allah.
-
Roh Pengertian, yang mencerahkan akal budi untuk mengenal keagungan Tuhan dan kebenaran-Nya.
-
Roh Nasihat, yang membimbing dalam mengambil keputusan terbaik dan berkenan kepada Allah.
-
Roh Keperkasaan, yang menguatkan hati untuk teguh dalam iman dan berani memikul salib hidup.
-
Roh Pengenalan, yang membantu umat mengenal Allah dan dirinya secara mendalam.
-
Roh Takut akan Tuhan, yang menumbuhkan hormat penuh cinta kepada Allah dan menjauhkan dari dosa.
-
Roh Kesalehan, yang melembutkan hati agar selalu mencintai Allah dan sesama.
Ia menambahkan bahwa ketujuh karunia ini melawan tujuh cacat jiwa menurut Santo Bonaventura, yakni hikmat melawan kemewahan berlebihan, pengertian melawan kerakusan, nasihat melawan keserakahan, keperkasaan melawan kemalasan, pengenalan melawan kemarahan, takut akan Tuhan melawan kesombongan, dan kesalehan melawan iri hati. “Dengan sapta karunia ini, Roh Kudus membantu kita hidup semakin serupa dengan Kristus, bebas dari jerat dosa pokok yang kerap menggoda manusia,” tegasnya.
Pertemuan juga menyinggung rupa-rupa karunia Roh Kudus menurut Rasul Paulus dalam 1 Korintus 12:8-10 dan Efesus 4:11-12, seperti karunia hikmat, pengetahuan, iman, penyembuhan, mukjizat, nubuat, membedakan roh, bahasa roh, dan menafsirkan bahasa roh. Semua karunia itu, imbuhnya, diberikan demi kepentingan bersama dan pembangunan Tubuh Kristus, bukan untuk kesombongan diri. “Di atas segala karunia, Rasul Paulus menegaskan bahwa karunia cinta kasihlah yang utama dan melandasi semuanya,” ungkapnya mengutip 1 Korintus 13:1-13.
Menutup pertemuan, beliau menekankan kesediaan hidup dipimpin oleh Roh. “Kita adalah Bait Roh Kudus. Hidup kita harus berbuah, seperti buah-buah Roh dalam Galatia 5:22-23: kasih, sukacita, damai, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Semua ini hanya terwujud jika kita tekun menerima sakramen, membaca Kitab Suci, dan hidup dalam doa,” pesannya dengan penuh kehangatan pastoral.
Acara ditutup dengan doa penutup dan lagu “Jadilah Saksi Kristus”, meneguhkan para calon Krisma untuk menjadi saksi Kristus di tengah keluarga, lingkungan, dan masyarakat. Suasana pembelajaran semakin menguatkan iman mereka untuk menyambut Krisma dengan penuh kesiapan dan sukacita.
Dengan terlaksananya Pertemuan Ketiga ini, diharapkan seluruh calon Krisma semakin memahami makna Krisma sebagai Sakramen Pengurapan yang meneguhkan mereka untuk menjadi saksi Kristus sejati, hidup dalam terang Roh Kudus, serta berani mewartakan kasih dan kebaikan Allah di dunia ini.
📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa
Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang
Tanggal: 13 Juli 2025
0 comments:
Posting Komentar