Dulu Pernah di Sana, Hari Ini Tuhan Merontokannya”: Pesan Renungan Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S. tentang Didikan Ilahi

 

Foto Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S

“Dulu Pernah di Sana, Hari Ini Tuhan Merontokannya”: Pesan Renungan Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S. tentang Didikan Ilahi

Ketapang, 11 Juli 2025  .Tepat pukul 22.04 WIB, di penghujung hari Jumat yang sunyi, sebuah pesan rohani sederhana hadir menyapa jiwa para sahabat, rekan, dan umat yang mengenal sosok Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., seorang Prodiakon di Paroki Santo Agustinus Paya Kumang, Keuskupan Ketapang. Melalui status WhatsApp pribadinya, ia menuliskan kata-kata yang singkat namun sarat makna:

“Dulu pernah disana, hari ini Tuhan merontokannya, untuk mendidik, bagaimana cara mendekati menerjemahkannya dengan celen yang ia tawarkan.”

    Status WhatsApp  Bapak.Ignasius Rinso Tigor, S.S 

Kalimat ini seolah menembus kesibukan dan keheningan malam, menghadirkan refleksi tentang perjalanan hidup, rencana Allah, serta seni penyerahan diri. Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S., yang dikenal sebagai mantan Dosen Akademi Manajemen Komputer dan Informatika (AMKI) Ketapang di bawah naungan Yayasan International College (YAINCO), bukan hanya seorang pendidik intelektual, tetapi juga pendidik rohani bagi banyak orang yang mengenalnya.

Bila direnungkan lebih dalam, kata “dulu pernah di sana” menegaskan bahwa setiap manusia memiliki masa lalu, entah berupa keberhasilan, kegagalan, atau keraguan. Namun, “hari ini Tuhan merontokannya” memberi makna bahwa apa yang kita anggap sebagai tempat aman, zona nyaman, atau bahkan mahkota keberhasilan, bisa Tuhan runtuhkan bukan untuk menghancurkan kita, melainkan untuk mendidik, menumbuhkan, dan memurnikan hidup kita sesuai kehendak-Nya.

Dalam iman Katolik, pengalaman dirontokkan adalah bagian dari proses penyucian diri. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengatakan, “Segala sesuatu turut bekerja untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah” (Roma 8:28). Allah dapat menggunakan segala situasi – termasuk kehilangan, penolakan, atau keruntuhan impian – untuk menata hati kita agar lebih terarah kepada-Nya.

Lalu, beliau menulis “untuk mendidik, bagaimana cara mendekati menerjemahkannya dengan celen yang ia tawarkan.” Kata “celen” di sini dapat dimaknai sebagai tantangan, ujian, maupun pilihan-pilihan baru yang Tuhan hadirkan. Terkadang kita tidak memahami dengan jelas, mengapa hari ini Tuhan mengizinkan kerontokan itu terjadi dalam hidup kita. Namun di situlah letak pendidikan iman: belajar menerjemahkan setiap peristiwa sebagai bagian dari rencana keselamatan-Nya, bukan sekadar takdir pahit tanpa tujuan.

Bapak Ignasius Rinso Tigor, S.S. dalam renungan pendeknya mengundang kita untuk berhenti sejenak dari kesibukan hidup, menoleh ke belakang untuk mengakui kelemahan dan dosa, menatap ke depan dengan penuh harapan, dan menatap ke atas untuk memohon kebijaksanaan serta kekuatan dalam menghadapi setiap celen (tantangan) yang Tuhan berikan.

Sebagai seorang Prodiakon, beliau tidak hanya melayani di altar, tetapi juga menyalurkan sabda penghiburan dan motivasi rohani melalui media digital, sebuah bentuk evangelisasi modern yang sederhana namun menjangkau hati banyak orang.

Renungan malam itu mengajak setiap pembaca Katolik untuk bertanya dalam hati:

  • Apa yang sedang Tuhan rontokkan dalam hidupku saat ini?

  • Apakah aku bersedia dididik dan dibentuk-Nya, meskipun terasa sakit dan menakutkan?

  • Bagaimana aku menerjemahkan celen yang Tuhan tawarkan hari ini, sehingga hidupku semakin memuliakan-Nya?

Dalam keheningan malam Jumat, pesan tersebut menumbuhkan kesadaran baru: bahwa tidak ada yang sia-sia di hadapan Tuhan. Kerontokan bukanlah akhir segalanya, melainkan awal dari pembaharuan hidup yang lebih berbuah dan berarti.

Kiranya setiap kita dapat meneladani kerendahan hati untuk menerima kehendak Allah, sembari terus berharap dan berusaha menerjemahkan celen kehidupan sesuai dengan iman Katolik yang kita hayati.

📍Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

🕊️ Gembala Umat, Pelita Iman, Sahabat Jiwa

Ditulis oleh: Tim Redaksi Komunikasi Sosial (Komsos) Paroki Santo Agustinus Paya Kumang

Tanggal:   11 Juli 2025 

About Gr.SAPRIYUN,S.ST.Pi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Posting Komentar